Penuhi Hak dan Kebutuhan Remaja

Perkembangan-Fisik-Remaja

081238653***

Selamat siang kak,

           Selamat siang,kak. Tiga hari yang lalu saudara kembar saya yang berumur 10 tahun mengalami menstruasi. Kemarin dia cerita kalau dia bingung harus ngelakuin apa. Dia ceritanya sambil malu-malu ke saya. Orangtua kami sendiri gak tahu, dan kami takut buat cerita ke orangtua. Gimana,dong kak?

Kebingungan mengenai menstruasi masih terjadi pada beberapa remaja. Kurangnya informasi terkait dengan informasi dasar kesehatan reproduksi dapat menjadi penyebabnya. Informasi menstruasi tersebut seharusnya didapatkan melalui pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi yang dapat diberikan oleh orangtua di dalam keluarga maupun guru di sekolah. Faktanya, tidak semua orangtua atau guru mampu menyampaikan bahkan memahami pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi. Ketidakmampuan tersebut dapat terkait dengan kurangnya pengetahuan orangtua mengenai kesehatan seksual dan reproduksi.

Pendidikan Seksual dan Reproduksi itu?

Menurut UNESCO, pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi adalah sebuah pendidikan yang dikembangkan dengan pendekatan yang sesuai dengan usia, peka budaya dan komprehensif yang mencakup program yang memuat informasi ilmiah akurat, realistis dan tidak bersifat menghakimi. Pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi yang komprehensif memberikan kesempatan bagi remaja untuk megeksplorasi nilai-nilai dan sikap diri serta melatih kemampuan pengambilan keputusan, komunikasi dan keterampilan penekanan resiko di semua aspek seksualitas.

Apa saja yang dipelajari ?

Agar pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi yang remaja terima menjadi lengkap. Ada 7 komponen topik yang harus ada :

  1. Keadilan dan kesetaraan gender : (gender dan jenis kelamin, peran gender, maskulinitas dan femininitas;, perlindungan)
  2. Kesehatan reproduksi dan seksual serta HIV-AIDS : (memahami IMS dan HIV, kehamilan, respon seksual, hidup dengan HIV, anatomi, seksualitas)
  3. Hak asasi manusia serta hak reproduksi dan seksual : (Hak asasi manusia, kebijakan, hukum dan strucutues, layanan dan sumber daya, partisipasi, choicejoyable dan konsensual; seks lebih dari hubungan, biologi dan emosi, masturbasi, hubungan dan komunikasi)
  4. Aspek positif dari seksualitas : (seks harus memenuhi norma-norma dan nilai-nilai sosial, ketidaksetaraan gender)
  5. Kekerasan berbasis gender dan seksual : (jenis, hak dan hukum, opsi dukungan, norma masyarakat dan mitos tentang kekuasaan dan gender; pencegahan; referral)
  6. Keberagaman : (kisaran keanekaragaman, misalnya iman, budaya, etnis, kemampuan / ketidakmampuan, orientasi seksual, gender, identitas seksual, status HIV, diskriminasi)
  7. Hubungan antar manusia : (emosi, keintiman (emosional dan fisik), hak dan tanggung jawab; dinamika kekuasaan; pemaksaan)

Jadi, pendidikan kesehatan reproduksi akan membantu remaja untuk memiliki informasi yang akurat menyangkut tubuh serta aspek reproduksi dan seksual secara akurat, memiliki nilai-nilai positif dalam memandang tubuh serta aspek reproduksi dan seksual dan memiliki ketrampilan untuk melindungi diri dari resiko-resiko reproduksi dan seksual termasuk kemampuan memperjuangkan hak-hak remaja untuk sehat. Dari itu dapat kita simpulkan bahwa materi yang diberikan dalam pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi tersebut merupakan salah satu wujud pemenuhan kebutuhan remaja terkait dengan seksualitas.

`

Oleh

Putu Noni Shintyadita

RELAWAN KISARA PKBI BALI

Leave a Replay

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top