Oleh: Ni Ketut Mas Ayu Marini Putri* – SMAN 4 Denpasar (Juara 2 Challenge Apresiasi #RemajaBerdaya)
Apakah kamu pernah merasakan cemas atau takut berlebihan, dan sering bermimpi buruk? Jika kamu pernah mengalami hal tersebut, itu semua termasuk ke dalam gejala trauma. Sebagian orang memiliki masa kecil yang kurang menyenangkan sehingga saat remaja nanti akan menimbulkan yang namanya trauma. Pengalaman masa kecil atau yang dikenal dengan istilah Adverse Childhood Experience (ACEs) merujuk pada kondisi keterpaparan berkepanjangan terhadap kejadian-kejadian yang berpotensi traumatis pada masa kanak-kanak yang mungkin memiliki dampak langsung maupun terus-menerus seumur hidup. Banyak masyarakat yang menganggap trauma merupakan hal yang sepele dan sering sekali dijadikan bahan bercandaan. Namun sebenarnya dampak trauma begitu besar bagi karakter seseorang ketika dewasa ia kesulitan dalam membangun relasi dengan orang lain.
Adapun kejadian-kejadian yang termasuk ke dalam ACEs dapat berbentuk pengalaman yang penuh tekanan dari mulai tingkat sedang hingga sangat berat yang terjadi sebelum usia 18 tahun, yang meliputi kekerasan fisik, emosional dan seksual; pengabaian secara fisik maupun psikologis; serta disfungsi lingkungan tempat tinggal seperti tinggal dengan anggota keluarga yang mengalami gangguan mental, pernah dipenjara, atau mengkonsumsi obat-obatan terlarang, melihat ibu diperlakukan kasar oleh orang lain, serta mengalami perpisahan atau perceraian orang tua. Trauma akan membekas di otak anak bahkan ketika ia di hadapkan dengan peristiwa yang menyerupai kejadian di masa lalu maka anak tersebut langsung cemas, takut, sebab hal tersebut menghantui ingatan anak itu. Trauma sangat erat kaitannya pada kesehatan mental remaja. Gangguan kecemasan sendiri memiliki gejala seperti adanya rasa ketakutan yang berlebihan yang disertai dengan kekhawatiran dan rasa gugup.
Menurut data penelitian GEAS setidaknya 21% anak melaporkan lebih dari 5 pengalaman masa kecil yang tidak menyenangkan. Jika dibedakan menurut jenis kelamin, anak laki-laki melaporkan persentase yang lebih tinggi. Kekerasan verbal berupa ejekan merupakan pengalaman yang paling banyak dilaporkan. Dalam 6 bulan terakhir setidaknya 51% laki-laki dan 46% perempuan mengaku mengalami kekerasan verbal. Lebih lanjut, ada 45% remaja yang mengaku merasa tidak dicintai dan 30% melaporkan tidak memiliki seseorang yang dapat melindungi mereka. Di rumah, 11,4% dari remaja pernah melihat ibu mereka disakiti dan 4,2% menyatakan pernah diusir. Bentuk kekerasan lainnya adalah menerima paksaan untuk berhubungan seksual dari orang dewasa. Ini dialami oleh 4,3% responden. Remaja laki-laki konsisten melaporkan pengalaman ACEs yang lebih tinggi dari perempuan.
Masa kecil tidak hanya mempengaruhi perspektif kita, tetapi juga penafsiran dan penghayatan dari sebuah pengalaman negatif yang kita alami di masa selanjutnya. Masalah mental muncul ketika pengalaman traumatis pada masa kecil tidak diproses dengan efektif. Diproses dengan efektif di sini artinya kita benar-benar menjalani fase pemulihan, baik pemulihan oleh diri sendiri didukung oleh orang terdekat, maupun pemulihan profesional dibantu oleh praktisi. Ketika kita hanya mengabaikan atau menekan memori tersebut, tidak ada jaminan bahwa memori traumatis itu sudah benar-benar terproses.
Adapun cara untuk memulihkan diri dari trauma masa kecil yaitu sebagai berikut :
- Cobalah ceritakan kepada orang terdekat atau menulis setiap hal yang dirasakan
- Tidak menyalahkan diri sendiri
- Alihkan perhatian terhadap kegiatan yang menarik
- Hadapi rasa takut tersebut
- Minta bantuan pemulihan kepada ahli seperti psikolog
Beri dirimu waktu untuk pulih dari tantangan yang telah kamu hadapi. Melepaskan rasa sakit tidak terjadi dalam semalam. Itu terjadi dalam langkah maju yang lambat dan kecil. Ditambah beberapa langkah mundur beberapa kali. Bersikaplah lembut dan sabar dengan diri sendiri.