Pendidikan Seksual pada Remaja dalam Menjaga Kesehatan Seksual dan Reproduksi Remaja

Source https://images.pexels.com/photos/4754727/pexels-photo-4754727.jpeg?auto=compress&cs=tinysrgb&w=1260&h=750&dpr=1

Masa remaja merupakan masa yang penuh rasa ingin tahu terhadap segala hal, termasuk salah satunya masalah seksual. Pada masa ini remaja membutuhkan bimbingan dalam bentuk pendidikan seksual dalam pembentukan pribadinya baik dengan orang tua maupun lingkungan. Pendidikan seksual ini juga termasuk dalam hubungan baru yang lebih matang dengan lawan jenis. Pada masa ini informasi tentang masalah seksual sudah seharusnya mulai diberikan untuk menghindari agar remaja tidak mencari informasi sendiri dari teman atau sumber-sumber lain yang tidak jelas atau bahkan keliru sama sekali. Dan hal tersebut bisa saja memberikan dampak negatif kepada remaja tersebut.

Peran tersebut terkait dengan perasaan ingin tahu remaja melalui pemberian informasi yang benar kepada remaja berkaitan dengan seksualitas. Pemberian informasi ini terdiri dari 3 (tiga) komponen yang berhasil diidentifikasi dari hasil kajian pustaka untuk diberikan sebagai materi pendidikan seksual bagi remaja, yaitu informasi yang berkaitan dengan perubahan dan perkembangan fisik, mental, dan kematangan emosional yang berkaitan dengan masalah seksual pada remaja. 

Ini menjelaskan bahwa pandangan yang menyatakan bahwa pendidikan seksual merupakan hal yang tabu untuk dibahas dengan remaja merupakan hal yang tidak benar. Minimnya pendidikan seksual di kalangan remaja dituding menjadi penyebab tingginya angka praktik seks di kalangan remaja. Terjadinya kasus-kasus yang berkaitan dengan seks yang tidak aman di kalangan remaja sebagian besar dikarenakan kurangnya pengetahuan remaja mengenai masalah tersebut.

Salah satu tujuan dari pendidikan kesehatan reproduksi tidak hanya mencegah dampak negatif dari perilaku seksual di usia dini, tetapi juga menekankan pada kebutuhan akan informasi yang benar dan luas tentang perilaku reproduksi serta berusaha memahami seksualitas manusia sebagai bagian penting dari kepribadian yang menyeluruh (Bruess & Greenberg, 1994).

Remaja perlu diberikan informasi tentang dampak negatif pergaulan bebas dan perilaku seksual dini, seperti kehamilan yang tidak diinginkan (KTD), aborsi, HIV/AIDS, putus sekolah, penyakit menular seksual dan penyakit kelamin. Hal ini disebabkan karena meski sudah ada mata pelajaran biologi yang menjelaskan mengenai kesehatan reproduksi, masih ada remaja yang belum mengetahui hal-hal yang dapat mengakibatkan kehamilan pada remaja dan dampak negatif perilaku seksual dini lainnya. Remaja yang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai hal apa saja yang dapat menyebabkan kehamilan beserta dengan risiko atas kehamilannya, tentu tahu bagaimana cara agar tidak hamil, salah satunya adalah dengan meningkatkan kontrol dirinya dalam menghindari perilaku seks bebas maupun seks pra nikah.

Pendidikan kesehatan reproduksi atau pendidikan seksual secara formal dapat mengubah perilaku, baik menunda atau mengurangi perilaku seksual dini pada remaja (Eisen, 1990). Remaja yang belum melakukan hubungan seks, apabila mendapatkan pendidikan seksual maka cenderung akan menunda hubungan seks pertama mereka. Namun jika sudah terlanjut aktif melakukan hubungan seksual, maka mereka akan menggunakan kontrasepsi atau mengurangi jumlah pasangan (Darling & Hollon, 2003).

Implikasi pendidikan seksual sendiri bagi ketahanan psikologi remaja ialah menciptakan remaja yang tangguh, memiliki pengetahuan yang cukup mengenai pendidikan seksual dan mampu menghindarkan dirinya dari perilaku seksual dini, pergaulan bebas, beserta dengan dampak-dampak negatifnya. Selain itu pendidikan seksual bagi remaja juga akan menciptakan remaja yang memiliki kemampuan untuk menemukan dan menyelesaikan masalah, inisiatif, empati, dan efikasi diri, serta berwawasan kepada menciptakan masa depan yang baik bagi dirinya.

Viva Youth, Viva Kisara!

Kadek Profit Hartani

Leave a Replay

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top