NIKMAT MEMBAWA SENGSARA: DAMPAK PERILAKU SEKSUAL DINI PADA REMAJA

I Gusti Ngurah Edi Putra

Relawan Kisara PKBI Bali

Masa remaja merupakan masa yang indah”. Itulah untaian kata-kata yang sering terdengar oleh para orang tua yang pernah melewati masa remaja. Mereka menganggap bahwa masa remaja adalah masa yang indah dengan penuh perjuangan, harapan, kebahagiaan, dan cinta. Lalu adakah yang berbeda dengan masa remaja saat ini?

Tak dapat dipungkiri kita sebagai bangsa Indonesia menganut budaya ketimuran yang menjunjung tinggi tata krama dan sopan santun dalam pergaulan di masyarakat. Agar mudah dimengerti, contoh kecilnya yaitu zaman dulu, banyak terdapat hal tabu di masyarakat khusunya bagi remaja, seperti pergi keluar rumah bersama pacar ataupun pulang larut malam. Namun, semakin berkembangnya zaman, globalisasi telah melindas budaya kita sehingga perlahan tapi pasti, kita sedang mengadopsi budaya baru, yaitu kebudayaan barat. Budaya barat pun telah mulai menyusup ke dalam pergaulan remaja. Remaja kini cenderung menuntut kebebasan dalam memilih pergaulan.

Jika dibandingkan zaman dulu, pengawasan orang tua jauh lebih ketat jika anaknya pergi keluar malam hari atau bertemu pacar di luar rumah. Namun sekarang, remaja mulai diberi keleluasaan untuk melakukan berbagai aktivitas bersama pacar di luar rumah dan bahkan  terkadang sampai larut malam. Tak sedikit remaja yang justru memanfaatkan hal tersebut untuk melakukan hal yang “negatif”. Kesempatan yang ada dan tingkat psikologis remaja yang belum matang tentunya akan menggiring remaja pada hal terburuk, yaitu perilaku seks dini atau seks pra-nikah di usia remaja.

Penyebab Seks Dini pada Remaja

Menjadi sebuah konsumsi publik, bahwa remaja identik dengan seks bebas. Hal tersebut merupakan bentuk pergeseran nilai pada pergaulan remaja yang menganggap bahwa, “nggk keren kalo belum nyoba seks”. Dalam ringkasan kajian UNICEF, di seluruh Indonesia, sekitar 1% anak laki-laki dan 4% anak perempuan dilaporkan telah melakukan hubungan seksual sebelum usia 13 tahun, beberapa bahkan ketika berusia di bawah 10 tahun. Hal tersebut tentu mengkhawatirkan bagi kita semua karena perilaku seks dini akan sangat berdampak negatif bagi remaja dan masa depannya.

Adapun beberapa penyebab remaja melakukan hubungan seks yaitu sebagai berikut.

  1. Pacaran

Memiliki teman dekat atau pacar merupakan hal yang normal bagi remaja dan tidak semua remaja yang memiliki pacar akan melakukan hubungan seksual. Akan tetapi, bagi beberapa remaja yang tidak pintar memanajemen dirinya sendiri akan lebih mudah terbawa nafsu untuk melakukan hubungan seksual dalam tiap kesempatan yang ada.

  1. Perhatian Keluarga yang Kurang

Tak dapat dipungkiri, walaupun remaja memiliki keleluasaan dalam bergaul, namun peran keluarga khususnya para orang tua dalam mendidik remaja terkait perilaku seksual masih sangat rendah. Cenderung terjadi jarak antara orang tua dan anak ketika berbicara mengenai perilaku seksual. Hal tersebut membuat remaja cenderung lebih terbuka kepada teman sebaya dan mencari informasi dari teman atau media massa yang belum tentu baik dan benar bagi dirinya.

  1. Pergaulan dengan Teman Sebaya

Proses adaptasi remaja pada suatu kelompok pergaulan akan menyebabkan remaja cenderung mengadopsi perilaku teman sebayanya. Remaja cenderung untuk menjadi lebih aktif secara seksual apabila memiliki kelompok teman sebaya yang demikian.  Ketika ada teman sebaya yang melakukan hubungan seksual secara aktif sebagai bentuk rasa sayang dan cinta, maka anggota yang lain akan menganggap hal tersebut sebagai standar pergaulan bahwa perasaan sayang dan cinta terhadap pasangan yang diwujudkan melalui hubungan seks bebas adalah suatu yang dapat diterima di kelompok tersebut.

  1. Informasi Melalui Media Massa

Rangsangan seksual yang ditampilkan melalui gambar dan video yang tersebar di dunia maya menyebabkan remaja cenderung ingin tahu dan meniru perilaku yang dilihat dan didengar. Di samping itu, rendahnya pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi dan dampak seks bebas menyebabkan remaja tidak memikirkan dampak yang ditimbulkan akibat perilaku seks dini.

Dampak Seks Dini pada Remaja

Mungkin banyak anggapan bahwa melakukan hubungan seks diibaratkan sebagai “surga dunia”. Walapun terdengar “nikmat”, tapi jika dilakukan di usia remaja, hal tersebut akan membawa “sengsara berkepanjangan”. Adapun dampak perilaku seks dini pada remaja yaitu sebagai berikut.

  1. Dampak bagi Kesehatan Remaja

Remaja yang pernah melakukan hubungan seksual pertama kali akan terus memiliki keinginan untuk melakukan hal yang sama, baik dengan pasangannya maupun dengan orang lain. Perilaku seksual aktif dan berganti-ganti pasangan akan meningkatkan risiko mengalami IMS (Infeksi Menular Seksual), termasuk HIV/AIDS. Selain itu, remaja putri yang melakukan seksual aktif berisiko mengalami KTD (Kehamilan yang Tidak Diinginkan) yang bisa berujung pada tindakan aborsi. Selain itu, banyak penelitian mengungkapkan bahwa remaja putri yang melakukan hubungan seksual kurang dari 20 tahun lebih berisiko mengalami kanker  serviks  di  usia  tuanya.

  1. Dampak bagi Masa Depan Remaja

Remaja yang melakukan hubungan seksual hingga mengalami KTD hanya akan memiliki dua pilihan, yaitu aborsi atau menikah di usia dini. Bagi mereka yang lebih memilih aborsi, remaja putri yang menjadi korban akan mengalami gangguan psikologis. Mereka akan cenderung kehilangan harga diri, putus sekolah, dan bahkan mendapat pengucilan dari masyarakat. Sedangkan bagi mereka yang memutuskan meneruskan kehamilan dan menikah di usia dini, selain mengalami putus sekolah, mereka juga akan mengalami kesulitan finansial. Remaja yang menikah tanpa persiapan seperti tabungan dan pekerjaan yang mapan membuat mereka sulit memenuhi kebutuhan mereka di masa depan. Selain itu, menjadi orang tua di usia dini tanpa keterampilan yang cukup untuk mengasuh akan membuat anak yang dilahirkan  berisiko  mengalami  perlakuan  salah  dan atau penelantaran.

 Mencegah Seks Dini pada Remaja

Cara terbaik mencegah dampak seks dini pada remaja yaitu dengan tidak melakukan hubungan seks. Walaupun remaja memiliki hasrat biologis rasa sayang dan cinta terhadap pasangan, hal tersebut tidak harus diwujudkan melalui hubungan seks dini atau seks pra-nikah. Adapun beberapa tips bagi remaja yang sudah memiliki pacar atau pasangan agar terhindar dari perilaku seks dini yaitu sebagai berikut.

  1. Bicarakan Batasan

Remaja harus selalu berbicara mengenai batasan ketika menjalani hubungan dengan pacar atau pasangan. Berbicara mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan serta menjalankan komitmen adalah hal yang tepat dalam memanajemen diri sendiri untuk tidak melakukan hubungan seks.

  1. Selalu Memikirkan Masa Depan

Selalu pikirkan bahwa melakukan hubungan seks saat remaja akan selalu berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi serta merusak masa depan. Selai itu, pikirkan bahwa pacar atau pasangan kita saat ini belum tentu akan menjadi suami atau istri kita nantinya. Berpikir sebelum bertindak akan membentuk sikap bertanggungjawab sehingga kita dapat mencegah untuk melakukan hubungan seks.

  1. Pilihlah Lingkungan Pergaulan yang Kondusif

Mempunyai banyak teman tidaklah salah. Namun, alangkah baiknya memiliki teman yang mampu mendukung kita untuk tidak melakukan hubungan seksual dini, bukan yang justru menjerumuskan kita. Lingkungan pergaulan yang kondusif akan membentuk karakter kita untuk tidak melakukan hubungan seks dini.

  1. Carilah Informasi yang Tepat

Informasi yang tepat sangat membantu remaja untuk mampu memahami informasi dengan benar sehingga dapat mencegah perilaku seks dini. Belajarlah terbuka kepada orang tua untuk bertanya informasi terkait reproduksi. Jika hal tersebut sulit dilakukan, maka solusi terbaik yaitu bertanya kepada remaja lain yang bergabung dalam suatu organisasi atau komunitas yang berkaitan dengan topik atau isu reproduksi remaja. Maka, mereka akan dapat memberikan informasi yang jauh lebih membantu.

Leave a Replay

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top