Mari Bersinergi, bukan Berkompetisi!

“Harapannya ke depan, remaja mendapatkan layanan kesehatan yang komprehensif.”

Demikianlah penggalan kalimat yang ditekankan oleh perwakilan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam kegiatan Deseminasi Hasil Penelitian Pelayanan Kesehatan Ramah Remaja (PKPR) di Bali, 8 Oktober 2018. Paparan tidak hanya disampaikan oleh Kemenkes Ri, tetapi juga Rutgers PWF Indonesia dan Tulodo. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa masih ada layanan PKPR yang kurang optimal, bahkan ramah remaja. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa penelitian dengan desain kualitatif tersebut tidak bisa mewakili semua sampel PKPR di Indonesia. Penelitian ini bukan bertujuan untuk menggambarkan kondisi PKPR di Indonesia, melainkan bertujuan untuk menggali isu-isu penting tentang PKPR sehingga ke depannya dapat dilaksanakan perbaikan pada layanan PKPR.

Berdasarkan kegiatan hari pertama, Deseminasi Hasil Penelitian PKPR, diperoleh beberapa isu-isu penting seperti waktu, fasilitas, stigma petugas kesehatan, persepsi remaja   yang kemudian dibahas pada acara selanjutnya, yaitu Lokakarya Penguatan Layanan PKPR pada tanggal 9-10 Oktober 2018 yang diikuti oleh 8 anggota Aliansi Satu Visi. Peserta dari lokakarya ini tidak hanya petugas kesehatan maupun anggota ASV, tetapi juga stakeholder dinas pendidikan dan dinas kesehatan, dan remaja. Kenapa? Saat ini, dibutuhkan sinergi lintas sektoral untuk bersama-sama menguatkan system PKPR baik di sekolah melalui UKS atau di luar sekolah melalui Puskesmas.

Pada hari pertama Lokakarya Penguatan PKPR diskusi lebih menekankan inovasi apa yang dapat dilakukan sesuai dengan rekomendasi dari hasil penelitian tersebut. Mengikuti zaman millennial yang saat ini serba cepat dan mudah, inovasi yang ditawarkan terkait dengan aplikasi ataupun platform berbasis web yang mudah diakses oleh remaja untuk mencari informasi ataupun ingin berkonsultasi secara online maupun offline. Selain itu, mindset petugas kesehatan dan remaja pun terkait masalah kesehatan reproduksi harus diluruskan sehingga remaja tidak merasa terstigma oleh petugas kesehatan saat mengakses layanan kesehatan di Puskesmas. Alur Puskesmas yang saat ini masih belum efisien untuk remaja juga menjadi sorotan. Peserta sangat berharap stakeholder dan pemerintah daerah dapat membantu untuk memotong alur layanan untuk PKPR sehingga menjadi lebih ramah remaja dan efisien, terlebih diharapkan pula ada retribusi untuk remaja. Hal yang tak kalah penting untuk memperkenalkan PKPR semakin luas adalah diperlukannya branding baru yang tidak hanya asik di dengar, tetapi juga mudah diingat oleh remaja.

Leave a Replay

3 thoughts on “Mari Bersinergi, bukan Berkompetisi!”

  1. Kurangnya keharmonisan dan keramahan dalam pelayanan kesehatan memang menjadi pemicu kurang optimalnya pelayanan kesehatan tersebut …
    Menurut admin bagaimana??.
    Mohon ulasannya dong …
    Makasi salam kenal …

    1. iya kak, beberapa petugas kesehatan masih tidak ramah, namun tentu saja itu tidak semua. banyak juga petugas kesehatan sekarang yang sudah ramah dalam melayani. Kurang optimalnya pelayanan bisa juga dikarenakan beban ganda si petugas tersebut di Puskesmas sehingga pelayanan menjadi tidak optimal. Saat ini SDM di Puskesmas masih kurang sehingga banyak tenaga puskesmas yang double job 🙂

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top