Setiap orang tentu memiliki mimpi yang ingin dicapai dalam hidupnya, tak jarang ketika ditanya “apa mimpimu?” kita menjawabnya dengan “aku ingin menjadi orang sukses”. Memang hal ini tidak salah, tetapi ruang lingkupnya terlalu luas untuk dapat kita raih sehingga kita menjadi bingung akan apa yang harus dilakukan dan pada akhirnya malah tidak melakukan apapun dengan harapan impian untuk menjadi orang sukses akan tercapai. Hal inilah kemudian menjadi masalah besar yang mesti kita sadari dan cari solusinya. Melalui Bincang Asik Kisara (Bisik) yang dilaksanakan pada hari Jumat, 23 Oktober 2020, masalah ini dikupas tuntas oleh Ni Made Wulan Widyaswari Anasta Putri, S.Psi yang merupakan seorang psikolog dan anggota komunitas Bali Soul Society.
Membuat mimpi kita menjadi lebih spesifik akan membantu kita untuk menentukan langkah – langkah kecil yang dapat kita lakukan saat ini dengan potensi dan sumber daya yang kita miliki. Memberikan reward untuk diri sendiri setelah berhasil melakukan setiap langkah kecil tersebut juga penting dilakukan, sebagai motivasi atau penyemangat untuk melakukan langkah selanjutnya dalam upaya mencapai mimpi. Reward tidak selalu harus dengan berpesta ataupun membeli sesuatu yang mahal. Minum dan tidur yang cukup juga dapat menjadi reward, karena mimpi tidak akan tercapai tanpa tubuh yang sehat baik itu secara fisik maupun psikologis. Walaupun kita sudah menyadari hal ini bahkan telah menuliskan langkah – langkah yang akan dilakukan setiap harinya secara spesifik, terkadang masih sulit untuk dilakukan secara konsisten. Diperlukan disiplin diri dan dedikasi yang tinggi untuk mewujudkannya.
“Stop Dreaming, Start Doing”
Hidup bukan hanya tentang mimpi, tetapi juga tentang tanggung jawab atas mimpi yang sudah kita jadikan komitmen di dalam diri. Untuk memenuhi tanggung jawab tersebut, pertama -tama yakinkan diri bahwa mimpi tersebut pantas untuk kita perjuangkan, dalam hal ini kita dapat mencoba menggali hal – hal positif yang dapat diterima oleh diri sendiri maupun orang lain dengan kita mencapai mimpi tersebut, kemudian sadari kelemahan diri dan perbaiki melalui peningkatan kualitas diri. Selain itu, kita dapat mencari teman baik untuk mengingatkan dan mendukung di kala kita lupa akan tujuan yang hendak dicapai. Seperti halnya perjalanan Steve Jobs pada tahun 1976 mengajak teman lamanya Steve Wozniak untuk mendirikan perusahaan IT dengan logo apel putih yang tergigit, tak lain ini adalah perusahaan Apple yang saat ini telah menjadi perusahaan teknologi multinasional. Steve Jobs sempat diberhentikan di perusahaan ini akibat perbedaan visi, namun ketika dirinya kembali ke Apple tahun 1997, ia langsung membuat dobrakan besar dengan meluncurkan produk fenomenal yang membuat Apple berjaya di pasar saham yaitu iPod, iMac, iPhone, iPad dan iCloud.Steve Jobs adalah seseorang yang memiliki pendirian teguh dan mempunyai sifat yang dijuluki sebagai distortion field. Bagi dia, tidak ada yang mustahil meskipun bagi orang lain sesuatu tidak mungkin dilakukan (inixindo, 2020).
Growth mindset menjadi modal dasar yang harus kita miliki dalam meraih mimpi. Untuk membangun mindset ini, bisa kita mulai dengan mengubah pemikiran negatif menjadi positif, buat diri menjadi yakin bahwa semua akan baik – baik saja.
“Saya lelah…”
“Saya ingin menyerah…”
“Saya tidak bisa…”
“Ini terlalu sulit…”
“Saya tidak bisa melakukannya…”
Pola pikir tersebut dapat kita lepas dan gantikan dengan:
“Saya ingin istirahat sebentar…”
“Saya akan mencoba hal lain…”
“Saya akan belajar melakukannya…”
“Saya mungkin membutuhkan waktu untuk melakukannya…”
“Saya belum mengetahui cara melakukannya…”
Alasan kenapa kita kita harus membangun mindset ini adalah karena berhenti sejenak dari padatnya aktivitas yang kita lakukan menjadi hal yang krusial dalam perjalan menuju sebuah tujuan.
Kita Beristirahat bukan karena Menyerah Mengejar Tujuan Namun karena Kita Sadar ini merupakan Perjalanan Jangka Panjang
– Nago Tejana
Sintya Anggreni
Relawan Kisara
Kegiatan Bisik dengan Topik Aku “I Will Fly: Dream & Dreamers” bisa diakses pada link berikut:
