3 o’clock class: Sharing Informasi Seputar GWL dan Program Penanggulangan Resiko Penularan HIV dan AIDS

Denpasar – Setelah mengikuti Pelatihan Relawan KISARA pada bulan September, untuk pertama kalinya relawan yang baru bergabung mengikuti 3 o’clock class (3oc). Kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan kwalitas pengetahuan seluruh relawan KISARA. Kegiatan ini merupakan program rutin bulanan dari PO ReFund (Program Officer Resource and Fundraising).

Kegiatan yang berlangsung pada tanggal 14 Oktober awalnya mengambil topik “Program Penanggulangan HIV dan AIDS pada Kelompok GWL (Gay, Waria, dan LSL). Sesuai dengan ide dan kesepakatan dari para relawan KISARA, narasumber yang dihadirkan pada 3oc ini adalah perwakilan dari Pelangi Muda Dewata.

Pelangi Muda Dewata merupakan organisasi remaja yang bergerak di bidang kesehatan khususnya program penanggulangan resiko penularan Infeksi Menular Seksual (IMS), HIV & AIDS untuk kelompok Gay, Waria dan Lelaki Sex dengan Lelaki (GWL). Kegiatan ini mendapatkan antusiasme yang besar dari relawan KISARA. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya relawan yang hadir dalam acara ini. Selain itu, dalam sesi diskusi banyak terlontar pertanyaan dari para relawan.

Dalam sharing kali ini, narasumber tidak terlalu banyak membahas mengenai program yang telah dilakukan oleh Pelangi Muda Dewata. Hal itu dikarenakan memang belum banyak program yang dilaksanakan oleh yayasan tersebut. Belum berjalannya program Pelangi Muda Dewata disebabkan oleh beberapa hal salah satunya adalah kesibukan relawan Pelangi Muda Dewata yang sangat beragam.

Banyaknya anggapan dimasyarakat bahwa anak muda sebagai sumber masalah, khususnya gay merupakan latar belakang terbentuknya yayasan ini. Pionir dari Yayasan Pelangi Muda Dewata ingin menunjukkan bahwa tidak semua anak muda merupakan sumber masalah dan mereka juga dapat memberikan kontribusi positif. Beberapa program yang telah dilakukan diantaranya konseling klien-klien tertentu, berbagi informasi dan pelatihan softskill pada kelompok GWL.

Belum diterimanya kelompok homoseksual di masyarakat membuat individu yang pertama kali mengenal jati dirinya sebagai homoseksual mendapatkan tekanan-tekanan dari berbagai pihak terutama lingkungan sekitar. Walaupun tidak ada indentifikasi yang jelas mengenai homoseksual namun dimasyarakat masih beredar mitos terkait itu.

Walaupun kelompok homoseksual memiliki orientasi seksual yang berbeda dengan heteroseksual akan tetapi kelompok heteroseksual memiliki harapan yang serupa seperti heteroseksual. Homoseksual juga memiliki keinginan untuk mendapatkan pasangan (sejenis) yang dapat membuat mereka nyaman dan hidup dengan bersama.

Nah sahabat KISARA, sudah selayaknya kita sebagai remaja untuk stop diskriminasi pada homoseksual. Lagipula homoseksual tidak lagi digolongkan sebagai penyimpangan seksual. Homoseksual merupakan orientasi seksual dari individu.

Leave a Replay

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top