Tantangan Masa Pubertas

Photo by rahmani KRESNA on Unsplash

Menurut Root (dalam Hurlock, 1997), pubertas adalah tahap perkembangan dimana alat-alat seksual sudah mulai matang dan tercapai kemampuan reproduksi. Untuk anak perempuan ditandai dengan menstruasi sebagai tanda matangnya alat-alat seksual dan tubuh siap untuk bereproduksi. Sedangkan untuk anak laki-laki pubertas ditandai dengan mengalami mimpi basah. Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1973) pada masa-masa pubertas ini, ada beberapa tugas yang harus remaja emban, seperti: a) mencapai hubungan yang baru dan lebih masak dengan teman sebaya, baik sesama jenis maupun lawan jenis. b) mencapai peran sosial maskulin dan feminin. c) menerima keadaan fisik dan dapat mempergunakannya secara efektif. d) mencapai kemandirian secara emosional dari orangtua dan orang dewasa lainnya.

Nah, Sahabat KISARA, seringkali remaja cukup kaget dengan adanya perubahan fisik yang dialami pada saat mereka mencapai masa pubertas. Selain itu adanya masalah-masalah pribadi seperti hubungan dengan teman sebaya, penyesuaian sosial, serta kondisi di dalam lingkungan keluarga dan sekolah dapat membuat remaja tersebut tertekan. Jika hal ini tidak segera ditanggulangi, hal-hal buruk yang ditakutkan seperti jatuhnya nilai-nilai di sekolah, depresi, dapat berujung ke kenakalan remaja bahkan yang terburuk adalah remaja tersebut memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Terlebih lagi di era sekarang dimana teknologi sudah maju. Remaja yang masih sulit mengendalikan emosi serta masih berada dalam tahap pencarian jati diri, bisa merasa minder atau gagal jika tidak mampu mengikuti tren yang sedang booming di masanya.

Salah satu bentuk kenakalan remaja yang sempat menjadi bahan pembicaraan adalah kasus geng motor P-dox Duren Sawit, Jakarta Timur. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Matondang (2011), faktor yang menimbulkan kenakalan tersebut adalah adanya ketidakpuasan terhadap keluarga. Selanjutnya terbawa oleh faktor pergaulan dimana remaja-remaja tersebut ingin mencari jati diri dan mendapat pengakuan oleh lingkungannya, serta pasifnya lingkungan sosial tempat mereka berada. Dampak dari kenakalan ini berujung pada seringnya mereka terkena razia oleh kepolisian, lalu terkena penyakit menular seksual karena seks bebas, bahkan bagi remaja perempuannya berakibat pada kehamilan.

Jika hal tersebut sudah terlanjur terjadi yang akan dirugikan tentu remaja itu sendiri. Ketika sudah terkena penyakit menular seksual hingga kehamilan di usia dini, mereka yang masih berada di usia sekolah tentu belum siap menghadapi hal yang memang seharusnya tidak dialami oleh remaja seusia mereka. Remaja akan merasa malu, dan jika tidak ditangani lebih lanjut akan berakibat fatal seperti depresi bahkan berujung kematian. Oleh karena itu, remaja harus mulai diperkenalkan dengan apa yang disebut tanggung jawab dan rasa cinta terhadap diri sendiri. Dengan adanya dua hal tersebut, remaja akan bisa menerima perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri mereka baik itu dari tubuhnya maupun secara psikologis. Lingkungan pun memegang peranan penting dalam pertumbuhan seorang remaja dalam masa pubertasnya. Remaja yang seringkali bingung harus dibimbing agar mereka mengerti dan tidak mengambil langkah yang salah.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tantangan masa pubertas seorang remaja berasal dari diri sendiri dan juga lingkungannya. Untuk dapat melewati tantangan yang ada, remaja tentu harus membentengi diri sendiri dengan pertahanan yang kuat agar tidak mudah terjerumus ke hal-hal yang tidak benar. Support dari lingkungan sekitar terutama keluarga dan sekolah juga hal yang tidak boleh dilupakan. Dengan gejolak emosional yang dialami oleh remaja di masa pubertas, arahan serta bimbingan yang baik sangatlah penting karena akan membuat mereka merasa aman dan nyaman berkat adanya dukungan dari orang yang mereka anggap mampu dan sudah berpengalaman.

Hani

Relawan KISARA PKBI Bali

Catatan Kaki:

Hurlock, E.B. (1973). Adolescent Development. Tokyo: Graw Hill Kogakusha, Ltd

Hurlock, E.B. (1997). Psikologi Perkembangan Suatu pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi
Kelima. Jakarta: Erlangga.

Matondang, I. (2011). Kenakalan Remaja Dalam Komunitas Geng Motor (Studi Kasus Pada Remaja Geng Motor P-dox Duren Sawit Jakarta Timur). Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Leave a Replay

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top