MARAKNYA PERILAKU BULLYING DIKALANGAN GENERASI MILLENIAL

Photo by Freepik

Oleh : Ni Made Lindya Ersani – SMPN 12 Denpasar (Peserta lomba artikel International Youth Day 2019)

Remaja berasal dari kata lain yaitu “ADOLESCENCE” yang mempunyai makna tumbuh dan tumbuh dewasa. Kata ‘’ADOLESCENCE’’ dapat diartikan sebagai masa perkembangan atau bisa juga disebut masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional.

 Masa remaja adalah masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis maupun fisiknya. Terjadi perubahan kejiwaan menimbulkan kebingungan dikalangan remaja. Maka dari itu, pentingnya peranan dan pengawasan dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan juga lingkungan sekitar bagi pergaulan para remaja.  Kasus yang sekarang sedang marak terjadi pada lingkungan remaja yaitu bullying.

Bullying merupakan suatu tindakan atau perilaku yang dilakukan dengan cara menyakiti dalam bentuk fisik, verbal atau emosional/psikologis oleh seseorang atau kelompok yang merasa lebih kuat kepada korban yang lebih lemah fisik ataupun mental secara berulang ulang tanpa ada perlawanan dengan tujuan membuat korban menderita.

Bullying dapat terjadi pada siapa saja dan kapan saja. Namun bullying memang paling sering terjadi pada anak-anak. Menurut data KPAI pada tahun 2018, kasus bullying dan kekerasan fisik masih menjadi kasus yang mendominasi pada bidang pendidikan.

Perilaku Bullying dapat dikelompokan menjadi empat bentuk, yaitu:

 

  1. Bullying secara verbal

Bullying dalam bentuk verbal paling mudah dilakukan. Bullying ini menjadi awal dari perilaku bullying yang akan menjurus pada kekerasan. Contoh bullying secara verbal: julukan nama, celaan, fitnah, dan kritikan tajam.

 

  1. Bullying secara fisik

Perlakuan bullying seperti ini telah mengarah pada kekerasan fisik dari pelaku bullying kepada korban yang dianggap lemah. Contoh bullying secara fisik: memukuli, menendang, mencakar, dan merusak atau menghancurkan barang milik korban yang tertindas.

 

  1. Bullying secara relasional

Bullying yang dilakukan secara relasional dilakukan dengan memutuskan relasi-hubungan sosial seseorang dengan pelemahan harga diri korban melalui cara pengabaian, pengucilan atau penghindaran. Bullying dalam bentuk ini paling sulit dideteksi dari luar. Contoh bullying secara relasional: lirikan mata, helaan nafas, cibiran, dan tawa mengejek.

 

  1. Bullying elektronik(cyber bullying)

Bullying elektronik dilakukan melalui sarana elektronik seperti komputer, e-mail, internet, SMS dan sebagainya. Biasanya ditujukan untuk meneror korban dengan menggunakan tulisan, animasi, gambar, dan rekaman video atau film yang sifatnya mengintimidasi, menyakiti atau menyudutkan korban.

 

Penyebab bullying dari sisi pelaku:

Berikut ada beberapa penyebab dari sisi pelaku,

  1. Memiliki masalah pribadi

Pada anak-anak,penyebab seperti perkelahian di rumah,perceraian orang tua,atau adanya anggota keluarga yang pecandu narkoba dan alkohol juga dapat menjadi pemicu bullying baik verbal ataupun fisik yang dilakukan bertujuan untuk menunjukan individu tersebut memiliki kekuatan. Sehingga rasa tidak berdaya tersebut dapat ditutupi.

 

  1. Pernah menjadi korban bullying

Beberapa kasus juga menunjukan bahwa pelaku bullying juga merupakan korban bullying. Contohnya seperti anak yang merasa di bully oleh saudaranya di rumah, kemudian anak tersebut membalas dengan Cara mem-bully temannya di sekolah yang ia anggap lebih lemah dari dirinya.

 

  1. Rasa iri pada korban

Rasa iri ini bisa muncul akibat korban memiliki hal yang sebenarnya sama istimewanya dengan pelaku. Pelaku bullying mengintimidasi korban agar korban tidak akan lebih menonjol dari dirinya sendiri.

 

  1. Kesulitan Mengendalikan emosi

Anak yang kesulitan mengendalikan emosi dapat berpontensi menjadi pelaku bullying. Ketika seseorang merasa marah dan frustasi, perbuatan menyakiti dan mengintimidasi orang lain bisa saja dilakukan. Jika sulit untuk mengendalikan emosi, maka masalah kecil saja dapat membuat seseorang terprovokasi dan meluapkan emosinya secara berlebihan.

DAMPAK BULLYING

Bullying dapat memberikan dampak jangka panjang maupun jangka pendek pada korbannya. Berikut adalah beberapa dampak bullying Yang dapat terjadi pada korban:

  • Ketakutan, stress, depresi, atau cemas.
  • Timbul pemikiran melukai diri sendiri atau bunuh diri.
  • Memiliki masalah suasan hati, tidur, dan nafsu makan.
  • Mengalami masalah di sekolah.

CARA MENGATASI BULLYING

Bullying adalah masalah serius yang harus segera diatasi karena mempengaruhi psikologis pada korbannya. Berikut ada beberapa lankah yang bisa dilakukan untuk mengatasi bullying:

  • Ceritakan pada orang dewasa atau teman yang dapat dipercaya.
  • Abaikan perlakuan si penindas dan jauhi, karena penindas akan merasa senang apabila mendapatkan reaksi yang diinginkan.
  • Bicara pada pelaku bullying. Tunjukkan bahwa apa yang dilakukan pelaku bukan hal yang baik dan berbahaya.
  • Bantu teman yang menjadi korban bullying. Jika menyaksika pelaku bullying, jangan diam saja dan cobalah untuk memberi dukungan pada korban.

 

Bullying merupakan sebuah permasalahan yang diibaratkan sebagai suatu hal yang sulit untuk di hentikan. Dampak yang ditimbulkan dari perilaku bully memang memberikan pengaruh yang sangat besar akan psikologis dan mental para korban. Disinilah peran dari orang tua, sekolah, dan lingkungan masyarakat untuk menghentikan segala hal yang menjadi penyebab bullying. Ada baiknya membuat batasan dengan orang-orang yang berupaya untuk menjatuhkan dan penting pula untuk mencari teman yang dapat membuat tertawa dan selalu mendukung di setiap keadaan.

‘’PEOPLE WHO LOVE THEMSELVES, DON’T HURT OTHER PEOPLE. THE MORE WE HATE OURSELVES, THE MORE WE WANT OTHER TO SUFFER’’

– DAN PEARCE”

 

Leave a Replay

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top