Hai sahabat KISARA, pernah mendengar pendidikan seksualitas yang komprehensif kan?
Kalau rutin mengikuti update artikel kisara atau postingan di sosial media pastinya tahu dong ya, pendidikan seksualitas yang komprehensif menjadi salah satu hak kesehatan seksual dan reproduksi bagi remaja. Pada tahun 2017 hingga saat ini, KISARA PKBI Bali sedang berproses implementasi pendidikan seksualitas yang komprehensif untuk siswa SMP di 3 sekolah percontohan di kota Denpasar. Pendidikan tersebut diberikan oleh 14 orang guru yang telah dilatih dan juga dibekali dengan modul untuk pembelajarannya. Secara garis besar konten materi dalam modul yang disebut dengan SETARA (Semangat Dunia Remaja) dimulai dari pengenalan konsep diri yang positif, pengenalan seksualitas remaja, hingga diberikan keterampilan untuk berperilaku seksual yang sehat.
Dalam menjalankan pendidikan seksualitas komprehensif tersebut tentunya mengalami tantangan tersendiri loh sahabat KISARA. Yes, oleh karena konten materi pendidikan yang masih “tabu” untuk dibicarakan secara terbuka, maka perlu strategi khusus agar mudah diterima. Salah satunya adalah menggunakan pendekatan sekolah menyeluruh atau Whole School Approach (WSA). WSA adalah suatu pendekatan dengan melibatkan berbagai macam stakeholder, tidak hanya di sekolah namun juga diluar sekolah untuk mendukung implementasi pendidikan seksualitas yang komprehensif sehingga tercipta lingkungan yang kondusif.
Kini, sudah saatnya pendidikan seksualitas yang komprehensif tidak hanya terbatas pada komitmen guru yang dilatih maupun kepala sekolah, namun juga komponen sekolah seperti wakil kepala sekolah, guru – guru lainnya, bahkan hingga kepala daerah setempat, dinas pendidikan, pemuda, dan olahraga dan Puskesmas di wilayah sekolah. Salah satu sekolah di kota Denpasar yang telah mengiplementasikan pendekatan tersebut yaitu SMP Saraswati Denpasar, dimana pada tanggal 07 Juli 2017, KISARA PKBI Bali memfasilitasi kegiatan pertemuan komponen sekolah termasuk perwakilan siswa, komite, kepala Desa, hingga puskesmas. Pertemuan bertujuan untuk mengumpulkan dukungan dari berbagai komponen sekolah dan lintas stakeholder untuk implementasi pendidikan seksual yang komprehensif sehingga tercipta lingkungan yang kondusif. Hasil pertemuan tersebut menunjukkan bahwa dukungan penuh dan komitmen diberikan untuk menjalankan pendidikan seksualitas yang komprehensif bagi remaja dengan memperimbangkan manfaat yang didapatan oleh siswa itu sendiri. Termasuk salah satu yang paling mendukung adalah Kepala Desa Dangin Puri Kangin, sebagai wilayah dimana sekolah tersebut berada.
“Remaja itu perlu diarahkan supaya nanti gak terjerumus ke arah yang salah. Nah ini, salah satu tugas saya juga supaya anak muda di sini menjadi generasi berkualitas dan untuk hal itu sepertinya akan sangat bagus bekerja sama dengan KISARA”
Begitulah ungkapan Bapak Kepala Desa Dangin Puri Kangin, IGN Putrawan. Beliau begitu bersemangat untuk mendukung program-program bidang kesehatan di wilayah kerja Dangin Puri Kangin. Bahkan, beliau menuturkan telah melakukan kerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Denpasar untuk melakukan sidak, tes dan sosialisasi secara rutin di desa Dangin Puri Kangin dan beliau sangat berharap selanjutnya dapat bekerja sama dengan KISARA dalam hal kesehatan reproduksi.
Sejauh ini, kepala desa sangat mendukung program kesehatan, salah satu yang dikerjakan oleh KISARA adalah program Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual SETARA di SMP Saraswati 1 Denpasar yang juga didukung dan sangat diapresiasi oleh beliau. Beliau sempat berbincang untuk menerapkan PKRS tersebut di Seka Teruna Teruni juga untuk menutupi kesenjangan teman-teman remaja yang bukan jangkauan dari program SETARA. Hal ini, tentu saja sangat sesuai dengan program dan tujuan KISARA. Oleh karena itu, Kepala Desa Dangin Puri Kangin siap membantu untuk menyasa STT dan dukungan lainnya.
Dengan itu, implementasi pendidikan seksualitas yang komprehensif berjalan dengan kondusif, dukungan Kepala Desa sangat membantu juga untuk memperluas sasaran pendidikan tersebut tidak hanya berbasis sekolah, namun juga diluar sekolah.