Yuk, Mengenal Ekspresi Gender!

Photo by Dainis Graveris on Unsplash

Halo sahabat Kisara! Pernah gak sih kalian denger kalimat-kalimat seperti “anak perempuan tidak boleh main mobil-mobilan, karena itu untuk anak laki-laki” atau mungkin “anak laki-laki tidak boleh menangis, enggak boleh cengeng”. Kira-kira hal itu benar tidak, ya? Nah, oleh karena itu BISIK (Bincang Asik) Kisara pada Jumat, 16 April 2021 mengangkat tema mengenai Ekspresi Gender: Haruskah Perempuan Feminim dan Laki-laki Maskulin? 

Kak Rickdy Vanduwin yang merupakan narasumber sekaligus Founder dan Chairperson GSHR Udayana (Resourch Center on Gender, sexuality and Human Rights Stusies Udayana) mengatakan bahwa ekspresi gender bukanlah hal yang harus “diidentikkan” atau dicondongkan pada salah satu jenis kelamin saja. Bentuk ekspresi gender itu sendiri bisa terdiri atas: nama, kata ganti subjek/pronouns, pakaian, gaya rambut dan juga perilaku. Ekspresi gender tersebut berbeda dengan ekspektasi konvensional. Jadi, jelas ya! Perempuan tidak harus selalu tampil feminim kok! Begitu juga laki-laki tidak harus terlihat maskulin di setiap situasi.

Nah, meski demikian, tak jarang ada banyak stigma di masyarakat yang membuat kita ragu untuk berani mengekspresikan gender seperti, takut disangka lemah, berbeda, dipandang aneh dan atau yang lainnya. Sahabat Kisara, hal ini tentu tak lepas dari peranan kita sebagai manusia yang harus menghargai satu sama lain. Keberadaan ekspresi gender sangat beragam, dan hal tersebut sangatlah wajar. Dengan menghargai ekspresi gender orang lain tentunya akan berdampak positif bagi diri kita sendiri dan lingkungan sekitar.

Lalu, bagaimana caranya agar kita berani berada di tengah perbedaan untuk mengekspresikan gender kita masing-masing? Ada beberapa tips yang bisa digunakan, diantaranya:

  1. Mengenali diri sendiri

Langkah pertama yang harus Sahabat Kisara lakukan adalah mengenali diri sendiri, karena melalui hal ini, kita bisa mengetahui apa saja yang kita butuhkan untuk diri kita sendiri. Hmm. Jadi, mengenali diri sendiri tidak boleh disepelekan lho, ya!

  1. Menerima diri sendiri

Kalau yang ini juga tidak kalah penting nih! setelah berusaha mengenali diri sendiri, Sahabat Kisara juga harus menerima diri sendiri dengan baik. Karena dengan menerima diri sendiri, kita bisa meningkatkan rasa percaya diri pada diri kita sendiri. Bukan masalah kok kalau kita tidak sama dengan hal-hal yang cenderung dialami atau dilakukan oleh orang lain. Ingat, perbedaan itu sangat wajar! Dan kita semua memiliki keistimewaan kita masing-masing.

  1. Mengekspresikan gender

Setelah melakukan dua hal tadi, tentunya secara perlahan kita akan berposes dalam tahap mengekspresikan gender. Jadi, Sahabat KISARA tidak usah khawatir akan setiap perbedaan yang dimiliki.

Gimana nih, Sahabat Kisara? Ternyata menarik sekali ya pembahasan mengenai ekspresi gender kali ini. Viva Youth, Viva KISARA!

 

Ni Komang Ari Budiani

Relawan Kisara

 

Catatan Kaki

Larasati, TA dan Farida Alatas. (2016). Dismenore Primer dan Faktor resiko Dismenore Primer pada Remaja. Jurnal Kedokteran Unila. 5, 79-84.

Kegiatan Bisik dengan Topik Aku “Mengenal Ekspresi Gender: Haruskah Perempuan Feminin dan Laki-laki Maskulin?  ” bisa diakses pada link berikut: 

Leave a Replay

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top