Anak dan “KITA” Lingkungannya

Photo by Alexander Dummer on Unsplash

Hai sahabat KISARA, ingatkah kalian beberapa hari lalu di tanggal 23 Juli adalah hari apa? Yep, Tanggal 23 Juli merupakan Hari Anak Nasional yang pastinya pada Hari tersebut seluruh masyarakat Indonesia mengingat kembali dan untuk seterusnya bahwa anak-anak merupakan hal terpenting yang menjadi penentu masa depan, baik bagi bangsa Indonesia sampai ke diri anak tersebut di masa depan.

Seperti yang kita tahu anak-anak merupakan individu yang masih polos dan masih perlu bimbingan dari orang tua ataupun walinya agar anak-anak dapat terhindar dari hal-hal negatif yang ada disekitarnya. Para orang tua dan orang dewasa memiliki peran penting akan tumbuh dan berkembangnya anak terlebih lagi di era sekarang yang segala penyebaran informasi semakin luas dan mudah, dengan internet segala hal negatif seperti pornografi, game yang bermuatan kekerasan dan pornografi, informasi hoaks, ujaran kebencian, bullying, serta perilaku-perilaku sosial menyimpang lainnya dapat dengan mudah diakses oleh semua orang termasuk anak-anak melalui gadget, smartphone, laptop, dan lainnya.

Menurut catatan Data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), bahwa total pengaduan kasus pornografi dan cyber crime atau kejahatan secara online yang menjerat anak-anak pada tahun 2014 sebanyak 322 kasus, tahun 2015 sebanyak 463 kasus, 2016 sebanyak 587 kasus, dan 2017 sebanyak 608 kasus, serta pada 2018 mencapai 679 kasus. Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa semakin meningkatnya kasus-kasus pornografi dan cyber crime yang menjerat anak-anak setiap tahunnya.

Sahabat KISARA, enggak hanya orang tua saja yang harus membimbing dan mengawasi anak-anak untuk masa depannya khususnya dalam hal penggunaan gadget, smartphone, laptop, dan teknologi informasi lainnya. Kita sebagai remaja juga memiliki peran penting dalam hal tersebut karena pendidikan dan bimbingan di lingkungan anak bisa didapat dari mana saja, anak-anak juga perlu diajak komunikasi mengenai penggunaan internet yang baik tidak hanya dari orang tua tetapi juga orang disekitarnya yaitu kita.

Pemerintah dan orang tua memang berkewajiban membimbing anak dalam penggunaan internet dan agar terhindar dari pengaruh buruk dunia maya. Namun orang tua dan pemerintah belumlah cukup untuk menjaga anak dari pengaruh negatif penggunaan internet, kita juga yang termasuk dalam lingkungan si anak perlu mengetahui dan tahu bagaimana seharusnya penggunaan internet yang bijak dan baik untuk nantinya menjadi contoh dan pengaruh yang positif bagi anak. Jadi, tunggu apa lagi? Yuk kita sama-sama bijak dalam memakai internet, karena enggak hanya baik untuk kita tetapi juga untuk anak-anak Indonesia. Kita anak Indonesia, Kita Gembira!

Ade (Relawan KISARA)

Catatan Kaki :

Rega Maradewa. 2019. KPAI Sebut Anak Korban Kejahatan Dunia Maya Capai 679 Kasus di http://www.kpai.go.id/berita/kpai-sebut-anak-korban-kejahatan-dunia-maya-capai-679-kasus (diakses 25 Juli 2019).

Leave a Replay

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top