GENDER ? APA SIH ITU ?
gender adalah pemilahan peran, fungsi, kedudukan, tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan yang berfungsi untuk mengklasifikasikan perbedaan peran yang dikonstruksi secara sosial dan kultural oleh masyarakat, dan bersifat tidak tetap serta bisa dipertukarkan antar keduanya. Dalam kaitannya dengan ilmu sosial, gender adalah pembedaan antara laki-laki dan perempuan dalam bentuk sosial yang tidak disebabkan oleh perbedaan biologis yang menyangkut jenis kelamin (Mc Donald, 1999).
Ada tiga istilah yang merujuk peran gender, yaitu :
1. Peran reproduktif, yaitu peran-peran yang dijalankan dan tidak menghasilkan uang, serta dilakukan di dalam rumah.
2. Peran produktif, yaitu peran – peran yang jika dijalankan mendapatkan uang langsung atau upah – upah yang lain.
3. Peran kemasyarakatan (sosial) terdiri dari aktivitas yang dilakukan di tingkat masyarakat. Peran kemasyarakatan yang dijalankan oleh perempuan adalah melakukan aktivitas yang digunakan bersama
KESETARAAN GENDER
Kesetaraan gender adalah suatu kondisi dimana semua manusia (baik laki-laki maupun perempuan) bebas mengembangkan kemampuan personal mereka dan membuat pilihan-pilihan tanpa dibatasi oleh stereotype, peran gender yang kaku. Hal ini bukan berarti bahwa perempuan dan laki-laki harus selalu sama, tetapi hak, tanggung jawab dan kesempatannya tidak dipengaruhi oleh apakah mereka dilahirkan sebagai laki-laki atau perempuan (Unesco, 2002).
ISU-ISU KETIDAKADILAN GENDER
1. Marginalisasi
Marginalisasi adalah proses peminggiran / penyingkiran terhadap suatu kaum
yang mengakibatkan terjadinya kemiskinan pelemahan ekonomi kaum tertentu.
2. Subordinasi
Subordinasi berawal dari anggapan yang menyatakan bahwa
perempuan adalah kaum yang irrasional atau emosional sehingga kaum perempuan
tidak cakap dalam memimpin.
3. Stereotipe
Stereotipe adalah pelabelan atau penandaan terhadap kaum tertentu. Akan
tetapi pada permasalahan gender, stereotipe lebih mengarah pada pelabelan yang
bersifat negatif terhadap perempuan.
4. Kekerasan (violence)
Kekerasan (violence) adalah serangan terhadap fisik maupun integritas mental
psikologi seseorang. Kekerasan karena bias gender disebut gender related violence.
5. Beban kerja ganda (double burden)
Beban kerja ganda disebabkan oleh anggapan bahwa perempuan lebih cocok
mengurusi dan bertanggung jawab atas pekerjaan domestik (menjaga kebersihan dan
kerapian rumah tangga, memasak, mencuci, bahkan memelihara anak).
TIPS MENGATASI BIAS GENDER
1. Bangun kesadaran diri
Hal pertama yang harus kita lakukan adalah membangun kesadaran diri. Ini bisa dilakukan melalui pendidikan.
2. Bukan urusan perempuan semata
Kita harus membangun pemahaman dan pendekatan baru bahwa ini juga menyangkut laki-laki.
3. Bicarakan
Salah satu cara untuk memulai perubahan adalah dengan mengungkapkan hal-hal yang menimbulkan tekanan atau diskriminasi.
4. Kampanyekan
Karena ini menyangkut sistem sosial-budaya yang besar, hasil dialog atau kesepakatan untuk perubahan yang lebih baik harus kita kampanyekan sehingga masyarakat dapat memahami idenya dan dapat memberikan dukungan yang dibutuhkan.
5. Terapkan dalam kehidupan sehari-hari
Tidak ada cara terbaik untuk merealisasikan kondisi yang lebih baik selain menerapkan pola relasi yang setara dalam kehidupan kita masing-masing
Penulis: Noni Shintyadita
Relawan KISARA PKBI BALI
1 thought on “REMAJA BEBAS BIAS GENDER”
Wih, bagus amat ini web organisasi khusus remaja?
Salam, guru privat di bekasi