Bangkok – Pada tahun 2010, IPPF ESEAOR (International Planned Parenthood Association – East and South East Asia and Oceania Region/ IPPF Regional Office) melakukan suatu studi di antara Member Association (MA) tentang Comprehensive Sexuality Education (CSE) atau pendidikan seksualitas yang komprehensif. Dari studi tersebut diketahui bahwa sebagian besar MA sudah menyediakan program pendidikan seksualitas yang kebanyakan fokus pada perubahan biologis yang terjadi pada remaja. Dalam pendidikan seksualitas tersebut mereka juga memasukkan topik seperti informasi dasar mengenai gender, metode kontrasepsi tradisional dan modern, HIV dan AIDS, Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD), dan kesehatan reproduksi. Namun, topik-topik yang cukup sensitif untuk dibicarakan seperti sexual pleasure, sexual diversity (keberagaman seksual), dan sexual rights (hak-hak seksual) tidak selalu dibahas pada saat pemberian informasi kepada remaja. Hal ini dikarenakan berbicara mengenai seks masih dianggap hal yang tabu di masyarakat dan apabila kita mengajarkan pendidikan seks kepada remaja, itu berarti kita mengajarkan pergaulan bebas kepada mereka.
Menanggapi beberapa kendala yang dialami MA untuk mempromosikan CSE, maka IPPF ESEAO Regional Office menyelenggarakan workshop CSE (Comprehensive Sexuality Education) di Bangkok yaitu mulai tanggal 13-16 Februari 2012. Partisipan dalam workshop tersebut adalah member association dari IPPF ESEAOR yang berasal dari Kamboja , Mongolia, Thailand, Filipina, Malaysia, Indonesia, Hongkong dan Vietnam. Masing-masing MA mengirimkan 2 perwakilannya yang terdiri dari 1 orang remaja dan 1 orang dewasa. Untuk Indonesia sendiri dihadiri oleh Anak Agung Ayu Ratna Wulandari (sebagai perwakilan remaja) dan Harry Kurniawan (sebagai perwakilan orang dewasa). Selain itu, turut hadir dalam workshop ini adalah perwakilan dari UNFPA, UNESCO, serta organisasi remaja di Bangkok yang bergerak di isu MSM (Men who have Sex with Men) dan Transgender. Selain itu, Ms Doortje Braeken dari IPPF CO Senior Advisor for Youth and Adolescent juga turut hadir dalam workshop sebagai narasumber.
Workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas peserta dalam melaksanakan pendidikan seksualitas yang komprehensif bagi remaja di negaranya masing-masing, termasuk di dalamnya adalah memperkenalkan model pemberian informasi yang sesuai dengan umur remaja dan budaya masing-masing negara sehingga dapat membantu dalam memberikan pendidikan kepada remaja terkait sexual pleasure dan sexual diversity, dan workshop ini juga dijadikan ajang untuk saling berbagi pengalaman tentang strategi advokasi yang telah berhasil diterapkan di masing-masing MA sehingga bisa menjadi contoh bagi MA yang lain.
(RATNA/KISARA)