Pernahkah kalian merasa malas, bingung atau depresi dengan tugas-tugas yang menumpuk? Tahukah kalian penyebab utama dari hal tersebut?
Well, semua itu bermula dari sebuah aktivitas yang paling sering dilakukan tanpa kita sadari, yakni kebiasaan menunda atau yang juga dikenal dengan istilah prokrastinasi. Menurut KBBI, prokrastinasi merupakan kecenderungan untuk menunda dalam memulai maupun menyelesaikan tugas secara menyeluruh untuk melakukan aktivitas lain yang sebenarnya tidak lebih penting daripada tugas yang ditunda. Pada umumnya, prokrastinasi ini dapat disebabkan oleh banyak faktor. Akan tetapi, bagi para remaja, tingkat kesulitan tugas menjadi salah satu penyebab utama munculnya sikap prokrastinasi.
Ketika aktivitas yang ditugaskan kepada kita terasa berat dan menguras tenaga serta pikiran, maka secara otomatis kita akan beralih ke aktivitas yang lebih ringan. Apalagi, ditambah dengan deadline pengumpulan yang terlampau jauh, maka menunda menjadi pilihan terbaik untuk memuaskan dopamine kita. Selain karena tingkat kesulitan tugas, sifat perfeksionis juga menjadi penyebab sikap menunda ini muncul. Ketika kita merasa belum memiliki ide untuk mengerjakan tugas tertentu, kita akan lebih memilih untuk menunda pekerjaan tersebut dengan dalih akan mendapatkan inspirasi di kemudian hari. Padahal, belum tentu ide tersebut akan datang di hari yang kita tentukan.
Meskipun dalam jangka pendek, sikap menunda terasa menyenangkan, namun apabila hal ini diteruskan maka akan menimbulkan efek serius dan berkepanjangan. Terbiasa menunda pekerjaan akan menyebabkan kurangnya kapabilitas kita dalam menentukan skala prioritas. Selain itu, kita akan cenderung menganggap bahwasannya mendahulukan kesenangan adalah suatu keharusan yang harus diutamakan dibandingkan dengan tugas yang harus diselesaikan. Padahal, menunda-nunda pekerjaan bukan berarti kita terbebas dari pekerjaan tersebut.
Pada dasarnya, kita hanya menunda derita membuat tugas itu dan melimpahkannya ke hari yang lain. Coba kita bayangkan, apabila kita mendapatkan tugas dan langsung mengerjakannya, maka beban kita akan berkurang. Selain itu, kita bisa bersenang-senang tanpa sibuk memikirkan tugas yang ditunda.
Kalian engga mau ‘kan terus-terusan berkutat dengan tumpukan tugas akibat keseringan menunda? Nah, untuk mengurangi sifat suka menunda, terdapat sebuah teknik sederhana yang dapat kalian aplikasikan, yang disebut dengan teknik pomodoro. Teknik pomodoro merupakan sebuah cara untuk meningkatkan produktivitas dengan cara menetapkan interval waktu untuk setiap agenda kegiatan yang kita lakukan. Secara sederhana, teknik pomodoro dapat mengurangi keinginan kita untuk menunda pekerjaan dengan membagi waktu penyelesaian kegiatan menjadi beberapa sesi. Teknik pomodoro memiliki beberapa prinsip, diantaranya:
-
- Menetapkan tujuan untuk diselesaikan ke dalam daftar tugas-tugas yang harus dilakukan
-
- Menetapkan waktu atau timer per agenda kegiatan
-
- Bekerja selama periode waktu yang telah ditetapkan
-
- Ketika timer berdering, berikan tanda centang pada agenda yang telah diselesaikan dalam kurun waktu tertentu
-
- Menyiapkan sesi break time (waktu istirahat) kurang lebih selama 5 menit.
Mungkin, prinsip yang tersebut di atas terkesan sedikit rumit. Untuk dapat memahami aplikasi teknik pomodoro dengan baik, berikut ilustrasi yang dapat ditiru. Semisal, kalian ingin mengerjakan tugas membuat esai Bahasa Indonesia tentang sampah dalam kurun waktu 1 jam, maka pembagian waktu pengerjaan dengan Teknik pomodoro yakni:
10 menit awal: Membuat bagian pembuka
5 menit: Istirahat
20 menit: Melanjutkan bagian pembuka dan isi
5 menit: Istirahat
25 menit: Membuat bagian isi dan penutup
5 menit: Istirahat selesai
Bagaimana, cukup mudah bukan? Sebagai remaja yang cerdas, yuk kita sama-sama perangi sikap prokrastinasi. Jangan terbiasa menumpuk-numpuk tugas ya, guys, agar tidak terlalu stressed out di kemudian hari.
Referensi:
https://kbbi.web.id/prokrastinasiUsman, S. A. (2020). Using the Pomodoro Technique® to help undergraduate students better manage technology-based multitasking during independent study: A design-based research investigation. Lancaster University (United Kingdom).
Penulis: Luh PUtu Damayanti
Editor: Tim KIsara
#ProkrastinasiMerajalela?PomodoroSolusinya!
#VivaYouthVivaKisara #GrowithKisara #KitaSayangRemaja