Kita Sayang Remaja (KISARA) Provinsi Bali kembali membuat inovasi-inovasi dengan mengintervensi wilayah kabupaten di Provinsi Bali yang jarang dan sulit terakses dalam pemberian pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual remaja. Salah satunya adalah implementasi program AKU BISA di Kabupaten Jembrana yang merupakan salah satu kabupaten yang mempunyai jarak cukup jauh dari pusat pemerintahan. AKU BISA merupakan program pemberian pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual remaja yang difasilitasi oleh guru-guru SMP kepada siswanya. KISARA menggandeng salah satu sekolah di Kabupaten Jembrana yang dijadikan sekolah piloting yaitu SMP Negeri 3 Mendoyo. Penjajakan pertama dimulai dengan audensi dengan kepala SMPN 3 Mendoyo dan juga kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jembrana dengan harapan implementasi bisa segera dilakukan di Kabupaten Jembrana mengingat survey KISARA PKBI Bali Kabupaten Jembrana merupakan kabupaten di Provinsi Bali dengan angka kehamilan tidak diinginkan tertinggi pada siswi yang masih sekolah di Kabupaten Jembrana.
Pada tanggal 20-22 Maret 2019 dilaksanakan pelatihan fasilitator pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual remaja kepada guru-guru di SMPN 3 Mendoyo. Peserta terdiri dari 12 guru yang terdiri dari mata pelajaran pendidikan Agama Hindu, pendidikan Bahasa Bali, PPK, Matematika, BK, IPA dan IPS. Pelatihan difasilitasi oleh beberapa relawan KISARA dan juga mendatangkan 3 narasumber ahli dalam bidang seksualitas dan psikologi remaja. Hari pertama pelatihan dimulai dengan perkenalan fasilitator dan guru sebagai peserta pelatihan kemudian dilanjutkan dengan menulis pohon harapan yang berisi harapan-harapan peserta dalam mengikuti pelatihan. Seorang psikolog yaitu bu Dayu memfasilitasi peserta dengan memberikan informasi terkait psikologi remaja sekaligus memperkenalkan program calon pengantin yaitu Sukhinah Bawantu. Para guru cukup antusias menerima informasi tersebut yang merupakan informasi terbaru yang mereka dapatkan. Selain informasi dari bu Dayu, para reawan KISARA juga memfasilitasi pelatihan dengan memperkenalkan pentingnya pemberian pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual pada kalangan remaja dan remaja dengan pubertasnya.
Hari kedua pelatihan terdapat 2 narasumber ahli yang didatangkan yaitu dr Oka yang memberikan informasi terkait Kesehatan Reproduksi dan Seksual Remaja. terdapat salah satu headline dari informasi yang diberikan dr Oka bahwa siswa-siswi sebagian besar mengalami kebingungan dalam mencari informasi kesehatan reproduksi dan seksual yang akurat sehingga mereka cenderung mengandalkan “bapak Google”, dan disinilah guru seharusnya berperan dalam meneruskan informasi kesehatan reproduksi dan seksual yang akurat kepada anak didiknya tersebut. narasumber lain yang memberikan informasi dating dari seorang psikiater yang bernama dr Rai dengan memberikan informasi bullying pada remaja. guru cukup antusias mendengarkan informasi dibuktikan dengan banyaknya pertanyaan dari guru terkait mentalitas remaja dan penanganan permasalahan. Terdapat salah satu erita unik siswa sekolah yang diceritakan guru bahwa salah satu siswanya hanya sekolah saat mata pelajaran ekstrakurikuler dan siswa tersebut kurang mempunyai kemampuan dalam membaca. narasumber memberikan saran bahwa dalam menghadapi remaja kita harus mencari tahu akar penyebab timbulnya masalah pada psikologis remaja tersebut dan jangan terlalu cepat untuk menjudge siswa tersebut. diperlukannya upaya dan bimbingan yang kontinyu dan komprehensif dalam memberikan dukungan kepada remaja-remaja yang mempunyai masalah pada dirinya.
Hari kedua berakhir dan dilanjutkan dengan hari terakhir pelatihan yaitu simulasi fasilitasi pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual pada siswa-siswa. disini peserta pelatihan dibagi menjadi beberapa kelompok dan memilih salah satu topik pada modul yang ingin dipratekkan. selain mempratekkan diri sebagai fasilitator, peserta juga berperan menjadi siswa-siswi yang berada dalam suasana sebuah kelas. Simulasi berlangsung diselingi dengan gelak tawa peserta pelatihan. penghujung acara ditutup dengan pembuatan rencana tindak lanjut implementasi pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual remaja oleh guru-guru dan didapatkan kesepakatan bagaimana mereka menyisipkan materi modul yang akan diintegrasikan dengan mata pelajaran yang sudah ada dan setiap babnya akan dibagi menurut topik yang berkaitan dengan mata pelajaran guru yang diajar. harapan dari dilaksanakannya pelatihan AKU BISA di Jembrana adalah agar terimplementasinya pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual remaja yang difasilitasi oleh guru yang telah mempunyai kapasitas yang cukup untuk memberikan informasi tersebut kepada remaja.