Putu Noni Shintyadita
Relawan Kisara PKBI Bali
Selama ini kita terus berbicara mengenai HIV&AIDS, pencegahan, penularan, dan kehidupan ODHA. Akan tetapi, apa kalian sudah tau pengobatan untuk ODHA (orang dengan HIV/AIDS) ? Yuk kita bersama-sama mengenal pengobatan atau terapi untuk ODHA yaitu ARV.
1. APA ITU ARV ?
ARV atau antiretroviral adalah obat anti HIV yang dapat menekan perkembangan HIV dalam tubuh. Beberapa ARV yang biasa digunakan di Indonesia antara lain Durival dan Neviral. Terapi ARV adalah pengobatan pada ODHA dengan memakai ARV, tidak semua ODHA memerlukan ARV segera karena ODHA yang diberikan pengobatan ARV adalah ODHA dengan stadium tertentu. Pemakaian ARV harus sesuai petunjuk dokter. ARV berfungsi untuk menekan perkembangbiakan HIV bukan membunuh HIV. Maka dari itu, terapi ARV harus dijalani seumur hidup. Bila pemakaiannya dihentikan, HIV akan berkembang dan jumlahnya akan meningkat dalam darah. Penghentian konsumsi ARV pada ODHA beresiko terjadinya resistensi virus pada obat tersebut. Pada terapi ARV pun perlu dilakukannya follow up pada saat pasien datang, pemeriksaan fisik juga dilakukan tiap bulan dan pemeriksaan lab tiap 3 bulan.
2. MANFAAT TERAPI ARV
ARV dapat menghambat perkembangan HIV sehingga jumlah HIV di dalam tubuh akan menurun dengan cepat dan pada umumnya tidak terdeteksi lagi di dalam darah setelah pemakaian 6 bulan. Namun, terapi ARV harus dijalani seumuer hidup, bila dihentikan maka perkembangbiakan HIV akan makin meningkat. Jika jumlah virus menurun maka kekebalan tubuh (CD4) akan meningkat. Terapi ARV dapat meningkatkan kualitas hidup ODHA dan memperpanjang masa hidup ODHA. Manfaat ARV antara lain :
- Memulihkan dan memelihara fungsi kekebalan tubuh
- Meningkatkan jumlah CD4 dalam tubuh
- Membuat tubuh menjadi mampu melawan infeksi
- Mengurangi terjadinya infeksi oportunistik
- Menghentikan progesifitas atau perjalanan HIV
- Menurunkan morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka kematian) infeksi HIV
- Mencegah atau mengurangi resiko penularan vertikal dari ibu ke bayi
- Mencegah atau mengurangi resiko penularan horisontal (dari orang ke orang lainnya)
3. TERAPI ARV TIDAK MENYEMBUHKAN HIV !
Hal ini perlu diingat bagi seluruh pihak terutama ODHA bahwa konsumsi ARV hanya berfungsi untuk menekan perkembangan HIV dalam tubuh pengidapnya dan pada beberapa kasus pengobatan ARV dapat menyebabkan virus dalam tubuh ODHA tidak terdeteksi lagi. Penghentian pengobatan ARV tidak boleh dilakukan. Penghentian pengobatan di tengah jalan dapat menyebabkan virus semakin ganas dan berkembang lebih cepat dan yang lebih berbahaya lagi, putus obat ARV dapat menyebabkan virus kebal terhadap obat dan ARV tidak akan bisa berfungsi lagi untuk menekan perkembangan virus dalam tubuh. Itu sebabnya terapi ARV ini harus dijalani seumur hidup dan kepatuhan minum obat adalah mutlak.
Keberhasilan menjalani terapi ARV sangat tergantung dari kepatuhan ODHA dalam mengkonsumsi ARV serta dukungan dari lingkungan sekitarnya.
4. LANGKAH-LANGKAH TERAPI ARV
a. Pra terapi ARV
ODHA yang mengikuti terapi ARV harus diberikan konseling terlebih dahulu. Konseling bertujuan untuk pemberian pemahaman mengenai ARV dan proses terapinya mulai dari pengertian, manfaat, persyaratan, proses terapi dan resikonya. Yang terpenting dalam memulai pengobatan ARV adalah kesiapan dan komitmen dari ODHA.
b. Tes CD4
Tes untuk melihat jumlah CD4 di dalam darah. Jumalh CD4 merupakan salah satu petunjuk penting untuk menentukan kapan harus mulai terapi ARV. Terapi ARV sebaiknya dimulai sebelum jumlah CD4 turun dibawah 200/mm3.
c. SGOT/SGPT
Merupakan tes fungsi hati. Tes ini sangat penting dilakukan oleh seorang yang akan mulai terapi karena ARV merupakan obat yang cukup keras dan kemungkinan akan mengganggu fungsi hati. Jadi dengan mengetahui fungsi hati seseorang yang akan terapi, setidaknya dokter akan dapat memberikan pertimbangan pemberian ARV
d. DL
Merupakan tes darah lengkap untuk mengetahui jumlah hemoglobin karena ada obat ARV yang apabila dipakai akan mengakibatkan efek samping terganggunya pembentukan sel darah merah pemakainya dimana kecenderungan Hb akan menrun dan bisa mengakibatkan anemia. Bila Hb menunjukkan angka dibawah normal (dibawah 12g/dl) biasanya tidak akan diberikan ARV.
f. Rongent
Merupakan tes menggunakan sinar X dalam terapi ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada kelainan pada paru-paru seseorang. Misal jika dalam paru-paru ditemukan TB (tuberkulosis), ODHA akan diberikan obat TB terlebih dahulu selama 2 bulan .
g. Mulai terapi ARV
Jika semua tahap sudah dilakukan, keputusan untuk menjalani terapi ARV tetap berada di tangan ODHA. Apabila ODHA belum siap menjalani terapi ARV, konselor atau dokter akan memberikan informasi lanjutan dalam rangka memotivasi ODHA. Konselor juga memberikan informasi mengenai perilaku sehat dan mengikuti perkembangan pasien. Apabila dalam proses selanjutnya ODHA kemudian menyatakan siap mengikuti pengobatan maka prosesnya dimulai lagi dari awal. ODHA yang sudah siap menjalani terapi ARV diminta menunjuk PMO (Pengawas Menelan Obat) yakni seseorang yang setiap saat mengingatkan dan memastikan ODHA untuk minum dan menelan obatnya. PMO bisa ditunjuk dari lingkungan keluarga terdekat atau orang yang dipercaya oleh ODHA. PMO juga bertugas membantu ODHA bila terjadi efek samping dari obat.
5. EFEK SAMPING
Efek samping ringan yaitu sakit kepala, diare, perut kembung, lipodistropi (kehilangan lemak) pada kaki, lengan dan wajah, masalah kulit seperti ruam, kelelahan. Untuk efek samping berat yaitu terjadinya kerusakan hati, serangan jantung dan otak, kerusakan ginjal, kerusakan saraf dll. Namun kadang kala penyakit HIV sendiri mungkin lebih mempengaruhi dibandingkan efek samping obat yang tepat.
6. TIPS UNTUK ODHA YANG MENJALANI TERAPI ARV
a. Kepatuhan itu mutlak !
Disiplin pribadi yang tinggi dalam mengkonsumsi ARV, pola hidup sehat,
Dalam terapi ARV ada 5 jenis kepatuhan yaitu :
- Patuh dengan jenis obat yang tepat yang sudah ditentukan pihak medis
- Patuh akan cara minum obat yang tepat
- Patuh dengan waktu minum obat yang tepat
- Patuh dengan dosis yang tepat
- Patuh dengan masa terapi yang tepat : terapi ARV seumur hidup, tidak mengenal jeda.
b. Tidak akan berarti tanpa dukungan
Dukungan pada ODHA sangat penting, dalam hal ini dapat dibagi menjadi dukungan medis dan non medis
- Dukungan medis adalah dukungan untuk pemeriksaan lab, perolehan obat, penanganan efek samping dan pemantauan klinis.
- Dukungan non-medis seperti konseling, PMO, dukungan keluarga, dukungan dalam pemecahan masalah, dukungan kesiapan terapi ARV, dukungan kepatuhan berobat dan efek sampingnya.
Editor: I Gusti Ngurah Edi Putra