“Ada penyakit seperti HIV AIDS kok malah dapat obat gratis? Harusnya mereka ada semacam punishment (sanksi) karena kesalahan mereka sendiri tidak menerapkan pola hidup sehat”. Itu kurang lebih sepenggal pernyataan dari Ibu Wirianingsih, salah satu anggota DPR RI yang dikutip dari sebuah portal berita. Menurut beliau juga terkait dengan penyelenggaran Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) hanya orang yang menerapkan pola hidup sehat lah yang berhak menerima obat gratis.
Terlepas dari pernyataan yang Ibu Wirianingsih sampaikan yang mungkin saja tidak ada maksud-maksud khusus untuk menyinggung siapun. Tapi perlu kita cermati bersama tentang pola hidup sehat dan sanksi kepada Orang Dengan HIV-AIDS. Mungkin masih banyak teman-teman di luar sana yang beranggapan HIV-AIDS timbul karena kurangnya kesadaran seseorang untuk menerapkan pola hidup sehat, sehingga orang tersebut mudah tertular HIV. Judge mental semacam itu masih saja ada di masyarakat. Tapi pada kenyataannya ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) tidak hanya tertular karena kegemaran seseorang yang suka foya-foya, malas-malasan dan jarang berolah raga. Contohnya ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga yang notabene rajin senam, lebih sering di rumah mengurus rumah tangga tetap bisa tertular HIV. Itu karena si ibu mendapatkan HIV dari suaminya yang melakukan hubungan seksual beresiko di luar sana. Begitu juga sebaliknya, suami yang sehari-hari hectic dengan pekerjaannya yang seabrek bisa tertular dari istrinya yang melakukan hubungan seksual yang beresiko dengan orang lain.
Ada 4 prinsip yang harus dipenuhi HIV untuk bisa menular kepada orang lain. Prinsip ESSE, Exit, Survive, Sufficient, dan Enter.
Exit: Ada jalan keluar dari tubuh seseorang yang cairan tubuhnya mengandung HIV. Survive: Cairan tubuh yang keluar tadi harus bertahan hidup di luar tubuhnya. HIV tidak dapat bertahan hidup jika berada di luar tubuh manusia. Sufficient: Kandungan HIV pada cairan tubuh yang keluar dari tubuh manusia tadi harus cukup. Jika jumlah virusnya sedikit, tidak akan bisa menginkubasi tubuh manusia lainnya. Enter: Harus ada jalan masuk cairan yang mengandung HIV ini ke tubuh manusia lainnya seperti luka pada saat berhubungan seksual tanpa menggunakan kondom.
HIV menular tanpa mengenal status sosial, jabatan, ataupun kasta. Tua, muda, ibu rumah tangga, pekerja kantoran, kaum sosialita, orang baik, orang jahat, orang yang taat ibadah, bahkan bayi yang baru lahir di dunia pun beresiko tertular HIV. Nah apakah bayi perlu dikenakan sanksi? Berhubungan seksual pun bayi belum pernah.
Nah, perlu dipahami bahwa semua orang “beresiko” tertular HIV. Terlebih lagi jika seseorang (siapapun itu) melakukan hubungan seksual yang tidak aman dan bergantian jarum suntik tidak steril, seseorang itu mempunyai resiko lebih tinggi untuk tertular HIV. Jadi tertular HIV tidak serta merta karena tidak menerapkan pola hidup sehat ataupun tidak berbuat baik.
Oleh: DODOK/KISARA
Sumber: sindonews.com
Foto Ilustrasi: liputan6.com
6 thoughts on “Apakah Orang Dengan HIV AIDS Harus Kena Sanksi ?”
RT @kisara_bali: Apakah Orang Dengan HIV AIDS Harus Kena Sanksi ?: Baca-> http://t.co/21ekZdiA2w
Baca bu @wirianingsih RT @kisara_bali: Apakah Orang Dengan HIV AIDS Harus Kena Sanksi ?: Baca-> http://t.co/MyYR3YTDj6
RT @Yakeba_Bali: Baca bu @wirianingsih RT @kisara_bali: Apakah Orang Dengan HIV AIDS Harus Kena Sanksi ?: Baca-> http://t.co/MyYR3YTDj6
! RT @Yakeba_Bali: Baca bu @wirianingsih RT @kisara_bali: Apakah Orang Dengan HIV AIDS Harus Kena Sanksi ?: Baca-> http://t.co/Ao2Ibd9m3r
“@kisara_bali: Apakah Orang Dengan HIV AIDS Harus Kena Sanksi ?: Baca-> http://t.co/p3eNxf7COZ”
RT @kisara_bali: Apakah Orang Dengan HIV AIDS Harus Kena Sanksi ?: Baca-> http://t.co/21ekZdiA2w