Pelibatan Remaja dalam Program Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual Komprehensif Oleh Direktorat SMP Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi

(Sumber foto : https://ditsmp.kemdikbud.go.id/bentuk-karakter-remaja-positif-inilah-pentingnya-pendidikan-kesehatan-reproduksi/)

Masa remaja merupakan masa peralihan anak-anak menuju tingkat kedewasaan, Masa peralihan ini dimulai oleh individu dengan rentang umur 11 hingga 21 tahun. Remaja akan mengalami banyak perubahan baik fisik, psikis, emosional, dan seksual. Proses perubahan yang terjadi merupakan bentuk kematangan fisik dan seksual pada remaja tersebut, selain itu remaja juga mengalami tahapan menuju kemandirian sosial dan ekonomi, membangun identitas, akuisisi kemampuan untuk kehidupan masa dewasa serta kemampuan bernegosiasi (WHO, 2015).

Peraturan Pemerintah No. 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi, mendefinisikan kesehatan reproduksi sebagai keadaan sehat secara fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan yang berkaitan dengan sistem, fungsi dan proses reproduksi. Oleh karena itu penting bagi seorang remaja untuk mendapatkan pendidikan kesehatan seksual dan reproduksi yang komprehensif sebagai bekal bagi para remaja dalam menghadapi masa remajanya. Remaja perlu mendapatkan pendidikan dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja yang bertujuan untuk mencegah dan melindungi remaja dari perilaku seksual berisiko yang dapat berpengaruh terhadap kesehatan reproduksinya, serta mempersiapkan remaja untuk menjalani kehidupan reproduksi yang sehat dan bertanggung jawab.

Pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual yang komprehensif tidak hanya sekedar memberikan pembahasan terkait organ reproduksi saja tetapi lebih luas lagi menyangkut kesehatan dari remaja itu sendiri. Pendidikan kesehatan reproduksi yang dilaksanakan di sekolah akan memberikan dampak yang lebih besar jika program tersebut dapat berjalan secara berkelanjutan. Pendekatan komprehensif juga dibutuhkan karena pembelajaran dalam pendidikan kesehatan reproduksi tidak hanya berkisar pada pengetahuan, namun juga mencakup pengembangan nilai, sikap positif dan keterampilan hidup. Pelaksana utama di sekolah adalah guru dengan harapan dapat mengintegrasikan berbagai informasi dan aspek kesehatan reproduksi dalam proses pembelajaran dan pembiasaan di kehidupan sehari-hari dalam lingkungan sekolah. 

Kesadaran terhadap pentingnya pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual yang komprehensif ini diwujudkan dengan upaya pemerintah melalui Direktorat Sekolah Menengah Pertama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam mendukung implementasi pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual yang komprehensif di sekolah. Dukungan tersebut diwujudkan dengan adanya terlaksananya program workshop Workshop UKS pada 20 September 2021. Selain itu Direktorat SMP juga menyusun Panduan Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan Reproduksi di Jenjang SMP melalui Program Unit Kesehatan Sekolah. Proses penyusunan panduan tersebut dikelola oleh UNFPA yang juga menerapkan meaningful youth participation dengan melibatkan perwakilan remaja Kisara PKBI Bali. Proses ini adalah pencapaian yang baik dalam implementasi pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual yang komprehensif di sekolah.

Sahabat Kisara dalam melihat lebih lengkap melalui https://ditsmp.kemdikbud.go.id/bentuk-karakter-remaja-positif-inilah-pentingnya-pendidikan-kesehatan-reproduksi/

 

Viva Youth, Viva Kisara!

Tariani

(Relawan Kisara PKBI Bali)

Leave a Replay

1 thought on “Pelibatan Remaja dalam Program Pendidikan Kesehatan Reproduksi dan Seksual Komprehensif Oleh Direktorat SMP Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi”

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top